KULONPROGO, KRJOGJA.com – Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo terus berinovasi, menyusul suksesnya para petani bawang merah di Kalurahan Srikayangan Kapanewon Sentolo bisa meraup keuntungan Rp 40 juta setiap 1.000 m2 lahan bawang merah.
Guna memaksimalkan pengelolaan lahan, maka para petani pesisir didorong menanam bawang merah. Sementara Direktorat Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian RI memberikan bantuan benih bawang merah untuk lahan seluas 20 hektare (ha).
“Setelah menerima bantuan, kemudian kami memotivasi kelompok tani penggarap lahan pesisir di tiga wilayah meliputi Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates dan Kalurahan Garongan serta Kalurahan Bugel Kapanewon Panjatan,” kata Kepala DPP setempat, Ir Muh Aris Nugraha, Minggu (21/2/2021).
Selama ini ujarnya para petani penggarap lahan pesisir hanya menanam tiga komoditas utama, yakni melon, cabai dan semangka. Setalah ketiga jenis tanaman itu dipanen, lahan hanya dimanfaatkan untuk menanam sayur mayur dengan nilai ekonomis yang kurang maksimal. “Sehingga untuk menambah nilai ekonomis pengelolaan lahan maka kami mendorong para petani pesisir untuk menanam bawang merah,” ujarnya.
Proses penanaman bawang merah di lahan pesisir memang membutuhkan perlakuan khusus, tapi hal tersebut setimpal karena para petani bisa sukses dengan hasil panen menggembirakan. Bahkan pihaknya mengklaim ada kelompok tani yang mampu memanen 24 ton bawang merah dari lahan seluas satu ha.
“Perlakuan untuk lahan pesisir memang sedikit berbeda. Untuk mengantisipasi hama maka harus pakai mulsa plastik dan penggunaan ‘light trap’ tenaga surya. Pada percobaan pertama menanam bawang merah petani dapat keuntungan yang lumayan,” tuturnya menambahkan perlakuan berbeda terhadap penanaman bawang merah di lahan pesisir justru menekan ongkos pengeluaran para petani untuk membeli ‘insectisida’.
Tentang kualitas bawang merah hasil budidaya para petani penggarap lahan pesisir diklaim tidak kalah dengan petani di Srikayangan, yang merupakan sentra budidaya bawang merah. Hanya saja memang ukurannya sedikit lebih kecil dibanding bawang merah panenan petani Srikayangan. “Untuk rasanya tetap sama karena varietasnya sama, bawang merah Tajuk,” jelas Aris. (Rul)