TABLOIDSINARTANI.COM, Bogor — Kesuburan tanah terkait erat dengan kandungan hara dalam tanah. Kandungan hara perlu dikelola dengan baik untuk mengoptimalkan hasil usahatani padi.
Mengapa Mengelola Hara Penting? Pengelolaan hara penting dilakukan untuk menjamin ketersediaan hara yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi, sehingga bisa menghasilkan produksi yang optimal. Pengelolaan hara dapat dilakukan dengan melakukan praktek pemupukan berimbang yang memperhatikan kesuburan tanah setempat.
Unsur Hara yang Harus Dipenuhi
Hara merupakan kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Setidaknya ada 16 unsur hara penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dari 16 unsur hara, tiga (3) diantaranya tersedia dari air dan udara, yaitu unsur C, H dan O, 13 lainnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah kelompok unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak. Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan belerang, (S). Sedangkan unsur hara mikro adalah kelompok unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Termasuk dalam kelompok ini adalah unsur boron (B), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe), molibdenum (Mo), dan khlor (Cl).
Meskipun keberhasilan usaha tani padi tidak hanya ditentukan oleh kesuburan tanah, melainkan juga ditentukan oleh kondisi iklim seperti curah hujan dan radiasi matahari, varietas yang digunakan, serta praktek pengendalian hama dan penyakit. Namun demikian, penggunaan lahan sawah terus menerus akan berpengaruh pada kesuburan dan kualitas tanah. Untuk itu diperlukan upaya pengelolaan hara agar penggunaannya efektif dan efisien.
Teknik Mengelola Hara pada Tanaman Padi
(1) Pemupukan Berimbang Berdasar Hasil Uji Tanah
Pemberian pupuk berimbang berdarkan hasil uji tanah ditujukan untuk menjamin kebutuhan hara tanaman terpenuhi untuk mencapai produksi yang optimal. pemupukan berimbang juga ditujukan untuk mempertahankan produktivitas tanaman. Ketersediaan hara yang sesuai akan berpengaruh pada produksi tanaman. Jumlah hara yang berlebih tidak menjamin produksi akan tinggi, bahkan dapat menyebabkan produksi menurun.
untuk menjaga produktivitas tanah, penerapan teknologi pengelolaan hara tanaman dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan dengan menerapkan pemupukan berimbang berdasarkan uji tanah dipadukan dengan pupuk organic dan pupuk hayati. Untuk menguji kesuburan tanah, dapat dengan menggunakan beberapa alat. Untuk lahan sawah digunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PuTS). PuTS merupakan alat bantu analisis yang dapat menentukan rekomendasi pupuk spesik lokasi secara langsung, cepat, mudah di lapang.
Selain dapat digunakan untuk mengukur status hara tanah secara cepat, penggunaan PuTS juga akan diperoleh rekomendasi pupuk N, P, dan K untuk padi sawah dapat lebih tepat dan efisien. Penggunaan pupuk berdasarkan hasil analisis kesuburan tanah dapat menghemat pemakaian pupuk serta menghindari pencemaran lingkungan.
Tahapan penggunaan PuTS meliputi: (i) persiapan contoh tanah dengan cara dan metode pengambilan contoh tanah yang benar, (ii) proses ekstraksi contoh tanah, (iii) proses pengukuran kadar hara dan penetapannya, dan (iv) menetapkan rekomendasi pupuk.
Prisip kerja PuTS terdiri dari dua aktivitas, yaitu mengekstrak hara tanah (N, P, dan K) yang berada dalam larutan tanah, hara ini dapat dgunakan/diserap langsung oleh tanaman. Aktivitas lainnya adalah mengukur kadar hara. Pengukuran dilakukan dengan metode pewarnaan (kolorimetri), hasil pengukuran bersifat semi kuantitatif. Digolongkan menjadi kelas Rendah, Sedang, dan Tinggi.
Rekomendasi pemupukan selain diperoleh melalui uji laboratorium, penggunaan PuTS juga dapat diperoleh dengan mengakses: (i) Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu (SI Katam), dengan mengakses website website: http://katam.pertanian. litbang.go.id; SMS ke nomor 082-123-456-500 atau 082-123-456-400; Smartphone Android yang tersedia di Google Play Store. (ii) Perangkat lunak (Software) : aplikasi decission support system (DSS) seperti Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL), AgriDSS.
(2) Pemupukan Berimbang
Pemupukan berimbang ditujukan untuk mencapai status hara esensial seimbang sesuai kebutuhan tanaman dan optimum untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil. Selain itu, pemupukan berimbang juga ditujukan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan tanah serta menghindari pencemaran lingkungan.
Pemupukan berimbang dapat menggunakan pupuk tunggal, pupuk majemuk atau kombinasi keduanya. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara esensial, misalnya pupuk Urea mengandung unsur N. Sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung beberapa unsur hara tertentu, misalnya pupuk NPK.
Penentuan kebutuhan pemupukan berimbang biasanya didasarkan pada hasil analisis kesuburan tanah, utamanya analisis kadar P dan K tanah. Praktek pemupuan berimbang menerapkan empat prinsip, yaitu: (i) tepat dosis pupuk: sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman yang ditetapkan dengn uji tanah, dan target hasil; (ii) tepat waktu pemupukan: hara tersedia saat tanaman memerlukan; (iii) tepat cara pemupukan: penempatan pupuk di lokasi dimana tanaman secara efektif akar tanaman dapat mengambil hara; dan (iv) tepat jenis atau bentuk: formula pupuk sesuai dengan kondisi tanah dan kebutuhan hara tanaman, bentuk pupuk pupuk tunggal, pupuk majemuk, atau kombinasi pupuk tunggal dan majemuk.
Pemupukan padi sawah dapat terdiri dari pupuk organic Jerami sisa panen, pupuk hayati sebagai seed treatment dan penggunaan pupuk an-organik yang berimbang.
(3) Peningkatan Efisiensi Penggunaan Pupuk
Selain berdasarkan hasil analisis kesuburan tanah, efisiensi penggunaan pupuk dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, diantaranya: modifikasi butiran pupuk, waktu pemberian pupuk, cara/teknik pemberian pupuk, pemberian pupuk organik dan hayati.
Pemupukan nitrogen dalam bentuk Urea dengan cara di sebar efisiensinya sangat rendah, yaitu hanyan 20-30%. Untuk meningkatkan efisiensi pemupukan Urea dilakukan dengan cara membenamkan pupuk kedalam lapisan olah tanah. Selain itu, modifikasi butiran juga dilakukan, misalnya menjadi Urea tablet atau briket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Urea briket dapat menghemat penggunaan pupuk Urea butiran rata-rata 25?n hasilnya meningkat rata-rata 0,5 ton/hektar. Namun demikian, penggunaan Urea briket membutuhkan biaya produksi sekitar 10% karena kebutuhan tenaga kerja untuk mengaplikasikan di lapangan.
Pemupukan fosfor penting memperhatikan kandungan P yang tersedia di dalam tanah. Untuk tanah dengan kandungan P tinggi, pemupukan P ditujukan untuk memenuhi atau mengganti P yang diangkut tanaman. Sedangkan pada tanah dengan kandungan P sedang dan rendah, pemberian pupuk P ditujukan untuk menggantikan P yang terangkut tanaman juga untuk meningkatkan kadar P tanah. Berdasarkan hasil penelitian, untuk lahan sawah dengan kadar P tinggi, cukup diberikan 50 kg pupuk TSP atau SP-36, sedangkan untuk tanah dengan kadar P sedang diberikan 75kg TSP atau SP-36, dan untuk lahan dengan kadar P rendah diberikan 100kg TSP atau SP-36.
Pemupukan kalium diberikan dalam bentuk KCl. Pemupukan K hanya dianjurkan pada lahan sawah dengan kandungan K rendah dengan drainase buruk dengan takaran 50kg KCl/hektar.
(4) Meningkatkan Kesuburan Tanah
Upaya meningkatkan kesuburan tanah dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu: (i) perbaikan kesuburan tanah (ameliorasi). Cara ini dilakuan dengan Meningkatkan kadar bahan organik (C-organik) tanah, perbaikan sifat fisik, kimia, biologi secara umum. Menurunkan kemasaman tanah (meningkatkan pH tanah), kapur, dolomit, bahan organik. (ii) pemupukan spesifik lokasi, dimana pemberian pupuk sesuai dengan hasil uji tanah dan pemberian pupuk berimbang. (iii) penerapan pengelolaan tanah dan tanaman terpadu, seperti penggunaan varietas unggul, pemupukan berimbang, pengendalian hama penyakit terpadu dan irigasi hemat air.