Senin, Oktober 20, 2025
Mitra TaniKu
  • Login
  • Info Kementan
  • Mitra Tani
  • Pasar Tani
  • Gapoktan Tani
  • Farming
No Result
View All Result
  • Info Kementan
  • Mitra Tani
  • Pasar Tani
  • Gapoktan Tani
  • Farming
No Result
View All Result
Mitra TaniKu
No Result
View All Result
Home Gapoktan Tani

Petani di Jombang keluhkan harga gabah anjlok

admin infomitratani by admin infomitratani
28 Juli 2021
in Gapoktan Tani
0
Petani di Jombang keluhkan harga gabah anjlok

Buruh tani tengah memanen padi di sawah. Mengeluhkan harga gabah yang anjlok dan hasil penen tidak optimal.

0
SHARES
32
VIEWS

RELATED POSTS

Kelompok Tani Lampung Ekspor Lada Hitam Hingga Ke Jerman

Petani Kabupaten HSU Berharap Harga Pupuk Turun

JOMBANG – Dinas Pertanian (Disperta) Jombang menanggapi banyak keluhan petani soal anjloknya harga gabah. Turunnya harga pangan diyakini karena penyerapan kelebihan stok oleh Bulog. Dinas tidak bisa berbuat banyak.

Priadi mengatakan, musim panen untuk musim penghujan (MP) sudah berakhir, tetapi musim panen untuk musim kemarau (MK) masih berlangsung. “Jadi 40% sudah selesai,” kata Priadi kemarin, Minggu (25 Juli).

Priadi tidak memungkiri bahwa sejak saat itu harga gabah dan beras turun. “Masalahnya selama musim pandemi, harga gabah turun, bahkan harga beras di pasaran sekitar Rp 7.000- Rp 7.500 /kg lebih rendah dari HPP,” tambahnya.

Disebutkan Bulog menetapkan beras itu seharga Rp 8.300, tapi harga pasarnya jauh dari itu. “Ini karena over stok,” lanjut Priadi.

Begitu pula dengan harga gabah di bawah HPP. Menurutnya, akibat kelebihan persediaan. Rata-rata panen padi sejak 2020 sudah bagus. “Saat musim hujan kemarin, hanya sedikit padi yang gagal dipanen. Padahal, posisi saat ini lebih tinggi dari cadangan Indonesia,” katanya.

Faktor lain juga menjadi penyebabnya, yakni pandemi Covid-19. “Hasilnya menunjukkan adanya penurunan konsumsi beras. Awalnya 98 kg per orang per tahun. Sekarang menjadi 94 kg per orang per tahun,” kata Priadi.

Meski Disperta tidak bisa berbuat banyak, dia mengatakan target produksi tahun ini adalah 492.213 ton gabah kering sawah (GKS), yang setara dengan 263.580 ton beras. “Hingga musim hujan yaitu bulan April produksi gabah sebanyak 259.167 ton atau setara dengan 160.684 ton beras. Setelah dikurangi kebutuhan beras se-Jombang yang ditempati tahun itu, surplus 31.247 ton,” kata Priadi.

Keluhan petani tentang turunnya harga jual gabah sudah menjadi hal biasa. Setelah yang dialami petani di Desa Plandi, Kecamatan Jombang, petani di Desa Tebel, Kecamatan Bareng juga mengeluh. Hasil Panen tidak optimal karena tanaman padi terkena hama tikus. “Saat ini produksinya sangat rendah, dan petani menerima tidak lebih dari 75% hasilnya,” kata Susilo, salah satu petani setempat.

Dikatakannya, serangan hama tikus di wilayahnya berskala besar. Banyak petani yang gagal panen. Dia melanjutkan, untuk 100 karung sawah atau sekitar 1.400 meter persegi panen, hanya bisa diproduksi sekitar 20 karung beras. “Itu sudah bagus, bahkan ada yang tidak dipanen,” jelasnya.

Tidak hanya hasil yang tidak memuaskan, petani juga khawatir dengan jatuhnya harga gabah. “Banon 100 dulu harganya 3,5 juta rupiah, tapi sekarang hanya 2,5 juta rupiah,” tambahnya seraya menambahkan bahwa keuntungan kali ini diperkirakan tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan.

Ini karena harga tanaman juga naik, dan sulit mencari pupuk bersubsidi karena harus ke sana kemari dengan rentang waktu yang sangat lama. “Jadi ya, sebaiknya kita tidak menggunakan pupuk yang tidak bersubsidi,” katanya.

Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan nasib para petani dan mengambil tindakan setidaknya setiap tahun untuk membasmi tikus yang meresahkan bagi petani. “Karena sawah setiap tahun diserang hama tikus,” harapnya.

Petani dari Kecamatan Bandarkedungmulyo juga mengajukan keluhan yang sama. Harga gabah kering sawah bahkan sebelumnya seharga Rp 3.600 per kilogram. Sementara harga gabah kering Rp 3.900 masih lebih rendah dari harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu Rp 4.200 per kilogram.

Menurut salah seorang petani, Mastur Hadi, panen kali ini turun tajam, ditambah dengan anjloknya harga, produksi padi juga turun. “Semuanya sekarang sudah dipanen, tapi ya begitu harganya tidak wajar,” keluhnya Sabtu (24/7).

Menurutnya, komitmen pemerintah untuk melindungi petani masih lemah. “Kami berharap dinas ini bisa melindungi petani, sudah pupuk mahal, hama tidak bisa dikendalikan, pas panen harga anjlok, lalu petani dapat apa?” kata Mastur.

Tags: anjlokharga gabahJombangPetani
ShareTweetSendShare
admin infomitratani

admin infomitratani

Related Posts

Kelompok Tani Lampung Ekspor Lada Hitam Hingga Ke Jerman

Kelompok Tani Lampung Ekspor Lada Hitam Hingga Ke Jerman

by smardheatul
29 Juni 2022
0

infomitratani.com - Petani lada hitam didorong untuk mengembangkan usahanya dan mengekspor hasil produksinya. Hal ini diwujudkan melalui Desa Devisa Klaster...

Petani Kabupaten HSU Berharap Harga Pupuk Turun

Petani Kabupaten HSU Berharap Harga Pupuk Turun

by smardheatul
24 Maret 2022
0

AMUNTAI - Saat ini baru sebagian areal pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang memasuki...

Petani Banyuwangi Disuruh Bayar Bantuan Benih Padi, Poktan Berdalih Butuh Kas

Petani Banyuwangi Disuruh Bayar Bantuan Benih Padi, Poktan Berdalih Butuh Kas

by smardheatul
17 Maret 2022
0

Banyuwangi - Kelompok Tani (Poktan) Sari Tani di Dusun Pancursari, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, membantah keluhan petani yang harus membayar...

Petani Garam Tradisional Kusamba, Bali Harapkan Bantuan Akses Pasar

Petani Garam Tradisional Kusamba, Bali Harapkan Bantuan Akses Pasar

by smardheatul
25 Februari 2022
0

Semarapura - Petani garam tradisional di Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung, Bali, anggota kelompok tani garam "Sarining Segara", menginginkan bantuan akses...

Petani Pangandaran Rasakan Manfaat Embung Kementan

Petani Pangandaran Rasakan Manfaat Embung Kementan

by admin infomitratani
11 Februari 2022
0

Pangandaran - Kementerian Pertanian merealisasikan program embung untuk Kelompok Tani Giri Mulya di Desa Panyutran, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa...

Next Post
Polri Selidiki Kebocoran Data Nasabah BRILife

Polri Selidiki Kebocoran Data Nasabah BRILife

Polisi Minta Masyarakat Laporkan Penimbun Tabung Oksigen

33 Kasus Penimbun Obat dan Tabung Oksigen Diungkap

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Login
Notify of
guest

guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Paling Terpopuler

  • Professor Ngabalin, bersama Vice Presiden Busan University of Foreign Studies (BUFS) Korea Selatan Prof. Kwon, Sun-Hee, Ph . D

    Prof. Dr. Ali Mochtar Ngabalin: Indonesia Harus Hadir di Dunia sebagai Teladan Transformasi Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Petani Kabupaten HSU Berharap Harga Pupuk Turun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kementan Genjot Potensi Lahan Sawah Tadah Hujan Di Blora

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratusan hektar tanaman padi terancam gagal panen di P. Bandar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • BPS: Pertanian sektor andalan di Triwulan I 2021

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Feed Twitter Infomitratani

© Copyright Infomitratani Team All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Homepages
    • Homepage Layout 1
    • Homepage Layout 2
  • National

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
wpDiscuz