Sukabumi – Kecewa, puluhan warga yang mewakili warga Desa Gunung Kramat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sujabumi, membawa spanduk menuntut keadilan atas tanah yang diduga dijarah oleh kelompok swasta. 292 hektar, dikuasai warga selama puluhan tahun. Sebanyak 29 petani berjalan kaki ke Istana Merdeka Jakarta menemui Presiden Jokowi.
Alansyah, salah satu tokoh masyarakat yang ikut dalam aksi tersebut mengatakan, perwakilan warga ingin bertemu langsung dengan Presiden Jokowi untuk menyampaikan keinginan dan menuntut keadilan dari pemerintah pusat. “Kita jalan kaki ke Jakarta ketemu Presiden di Istana Negara,” katanya, Rabu (26 Januari 2022).
Baca Juga : Serikat petani keluhkan rendahnya harga cabai hingga kemangi
Pada saat yang sama, Sugeng, koordinator aksi mengatakan bahwa operasi itu untuk mencari keadilan. Warga yang berprofesi sebagai petani ingin menanyakan kepastian hukum Surat Pelepasan Hak (SPH) atas tanah eks HGU milik PT Tybar.
“Sebagian warga sudah bersertifikat, tapi hak warga yang belum bersertifikat dirampas oleh warga lainnya, termasuk tanah tempat perusahaan perkebunan bersertifikat menanam pohon pinus dan sekarang sedang melakukan kegiatan penanaman,” kata Su Geng.
Ia menjelaskan, kasus tersebut muncul pada tahun 2021, ketika warga diberi lahan seluas 292 hektare. Dari jumlah tersebut, 65 hektare lahan telah mendapatkan legalitas berupa sertifikat PRONA atau PTSL. Namun pada akhirnya, perusahaan berjuang untuk mengambil alih tanah milik warga, sesuatu yang dialami semua warga selama ini.
Seluruh warga berharap melalui operasi jalan ini, Presiden Jokowi mampu merespon tindakan para petani di Kabupaten Sujabumi. Mereka bilang mereka hanya ingin keadilan. Perjalanan dari Cisolok ke Jakarta diperkirakan memakan waktu tiga hari.
Baca Juga : Petani di Jombang keluhkan harga gabah anjlok
“Mudah-mudahan besok sudah bisa sampai ke Istana Negara di Jakarta. Mudah-mudahan Pak Jokowi segera memberikan kepastian hukum untuk pembebasan tanah di SPH. Saat ini sebagian besar penduduknya adalah petani plasma bekas HGU PT Tybar yang sekarang di keadaan bingung karena lahan yang dari awal dikelola sekarang ditanami pohon pinus,” jelasnya.