TABLOIDSINARTANI.COM, Pandeglang—Untuk meningkatkan luas tanam dan produksi, serta menambah penghasilan petani, penyuluh Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang Banten mendampingi petani menerapkan pola tanam indeks pertanaman (IP) 400. Pola tanam ini menjadi salah satu andalan dan menjadi solusi menghadapi penurunan luas tanam akibat alih fungsi lahan sawah.
IP 400 adalah cara tanam dan panen empat kali dalam satu tahun pada lahan yang sama. Seperti diketahui Kementerian Pertanian terus mengupayakan peningkatan produksi melalui pola tanam padi IP 400. Ini merupakan terobosan yang tengah dilakukan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, untuk menjamin ketersediaan beras nasional yang bisa dipenuhi dari dalam negeri.
Eli Safitri Penyuluh Kecamatan Carita menuturkan, pola tanam IP 400 sedang diterapkan kelompok tani (Poktan) Harapan Mulya, Desa Sukarame seluas 25 hektar. Selain dapat meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani, pola ini juga merupakan pemanfaatan teknologi pertanian.
“Musim tanam (MT) I ini petani dipoktan Harapan Mulya tersebut mulai menerapkan IP 400, umurnya sudah 15 hari setelah tanam (hst),” ujar Eli Safitri usai pertemuan dengan poktan Harapan Mulya, Rabu (17/3).
Agar bisa tepat waktu menanam kembali, menurut Eli, petani menerapkan teknik semai benih diluar areal tanam dengan sistem sebar culik, yaitu sebar di darat menggunakan tray 10–15 hari sebelum panen. Waktu pengolahan lahan sekaligus menebar pupuk organik. Sementara varietas padi yang digunakan di poktan ini yaitu varietas genjah Inpari Pajajaran 85 hari panen.
Eli mengatakan, dalam mengembangkan IP400 diperlukan sawah yang memiliki ketersediaan air cukup, lancar sepanjang musim walaupun dimusim kemarau. Kendala yang mungkin terjadi hama dan penyakit tanaman, sehingga diutamakan wilayah bukan endemis hama.
“Dalam mengembangkan IP 400 yang penting air lancar sepanjang musim walaupun lagi musim kemarau air ada terus dan wilayah bukan endemis hama,” ungkapnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menjelaskan, dalam kondisi apa pun, pertanian harus tetap meningkatkan produktivitas dan itu berarti meningkatkan produksi. Dedi mengajak penyuluh untuk tetap aktif dan produktif mendampingi petani, agar proses budidaya di lahan masing-masing panen dan pemrosesannya berjalan dengan baik.
—