SUBANG–Para petani di Kabupaten Subang mengalami Kerugian Dampak banjir mengakibatkan Padi membusuk dan gagal panen (Puso).
PLT Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Subang Dr Hendrawan, kemarin kepada beritaaktuanews.com mengatakan, kerugian para petani di Kabupaten Subang akibat di landa banjir.
“Padi terhitung pertanaman 60 Hari Setelah Tanam (HST) dari 0-60 hari dengan jumlah kurang lebih 11.000 hektar yang terkena dampak banjir, sedangkan yang mengalami Gagal Panen ( puso) sekitar 2000 hekta.
Kami telah meminta pupuk kepada pemerintah kurang lebih 600 ton, dengan kejadian banjir tersebut para petani di Kabupaten Subang mengalami Kerugian di kisaran total Rp 6 Miliar.
Adapun upaya penanganan kedepannya harus membuat kegiatan terpadu yakni di sekitar daerah aliran sungai yang terdapat di selatan.
Seperti banyaknya lahan-lahan gundul di hawatirkan mengalami erosi dan terbawa oleh sungai sampai ke wilayah Utara daerah aliran sungai.
Menurut dia, bahwa kegiatan konservasi lahan harus dimulai dari sekarang, karena kemiringan di atas 20% dapat menimbulkan resiko longsor dan membahayakan Masyarakat setempat, Serta sedimentasi tanah yang terbawa arus sungai akan menjadikan pendangkalan sungai .
Sedangkan debit air melimpah dan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan kebanjiran,” terang dia.
Mengenai sarana prasarana irigasi di wilayah Pantura dikarenakan debit air yang terlalu banyak mengakibatkan tanggul-tanggul sungai tidak mampu menampung air dan menyebabkan luapan, karena tanggul yang terdapat di Pantura sendiri tidak permanen.
Dengan adanya bendungan Sadawarna di Kecamatan Cibogo bisa menjadi alternatif, ini merupakan salasatu cara penanggulangan banjir.
Selain itu bendungan ini juga dapat menjadi saluran irigasi, penampungan, serta sarana perikanan, parawisata dan penggerak turbin. “Jika bendungan ini sudah jadi kemungkinan 75% banjir di Pantura akan tertanggulangi bila debit air datang dari Cipunagara selain Cigadung, karena sumber debit air Cigadung itu lain lagi.
Masalah kegiatan ketahanan Pangan di Kabupaten Subang, bisa pemanfaatan pekarangan rumah dari 200m² sampai 400m² untuk penanaman sayuran, tanaman obat-obatan, unggas, ataupun perikanan untuk meningkatkan asupan gizi, vitamin dan protein serta bertujuan untuk mengurangi pengeluaran suami terhadap kebutuhan pangan keluarga.
Subang sendiri kata dia merupakan kabupaten yang belum mempunyai CPPD ( Cadangan Pangan Pemerintah Daerah ) dan baru akan dibangun tahun ini dengan anggaran Provinsi.
Selain itu mengenai keamanan pangan di tiap Desa untuk mendirikan lumbung pangan yang tidak berbeda dengan sistem koperasi.
Kemudian jika dibandingkan skip ketahanan pangan dan pertanian sangat berbeda jauh sekali, oleh karena itu anggaran ketahanan pangan tidak pernah lebih dari Rp 5 miliar.
Adapun program ketahan pangan sangat yakni lumbung pangan, pemanpaatan komoditas unggulan, dan kawasan rumah pangan lestari.
jika masyarakat sadari, dalam setiap tahun lahan telah berkurang dan penduduk semakin hari semakin bertambah,oleh karena itu pemerintah mengadakan program IP 400 yakni Indeks pertanaman 400%.” Pungkas kadis Ketahanan Pangan yang juga menjabat PLT Kadis Pertanian dan Perkebunan.(ade/bds)
sumber : berita aktual news