
Kotabumi — Kepala Seksi (Kasi) Metode dan Informasi Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Utara, I Made Wirata, mengatakan bawang merah merupakan bagian dari bumbu dapur yang harus selalu ada. Untuk itu tanaman tersebut dituntut terus produktif. Untuk menggenjotnya, penggunaan benih biji dapat menjadi pilihan terbaik.
“Budidaya bawang merah diusahakan petani lokal dalam skala kecil, itu pun masih sebatas tanaman selingan di areal lahan terbatas, seperti pekarangan rumah. Untuk itu, kami belum memiliki data secara pasti berapa luas areal budidaya tanaman bawang merah” kata dia, Kamis, 25 Februari 2021.
Sebab, untuk mengembangkannya, petani mengaku keberatan terhadap harga beli benih yang tinggi, sementara kuantitas kebutuhan benih cukup banyak.
“Harga beli benih tergantung dari harga komoditas bawang merah di pasar. Bila harga bawang naik, misalnya Rp40 ribu per kilogram, harga benih bisa dikisaran Rp60 ribu per kg atau lebih tinggi. Sementara kebutuhan benih bawang merah untuk 1 ha dengan menggunakan biji atau true shallot seed (TSS) hanya memerlukan 2–3 kg benih dengan harga beli lebih murah, sehingga lebih efisien dan menguntungkan” ujarnya.
Berdasarkan pengakuan beberapa petani yang mencoba menanam bawang merah menggunakan biji, memiliki dampak terhadap waktu panen yang lebih panjang sekitar 1,5 bulan hingga 2 bulan, dari rata-rata panen bawang dengan umbi dikisaran 60 hari hingga 70 hari.
“Harga benih biji jauh lebih murah, produktivitasnya juga bagus. Tapi, memang dibutuhkan waktu panen ekstra dibanding pakai benih umbi dan saya menilai itu solusi di tengah mahalnya harga benih umbi bawang merah,” kata dia.
sumber : lampost.co