
Bojonegoro – Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro, hingga pertengahan Februari 2021, setidaknya ada 320,5 ha tanaman padi petani yang tersebar di 15 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro diserang hama wereng.
Jumlah tersbut dimungkinkan dapat bertambah karena saat ini petugas masih melakukan pendataan. Sementara, luas tanaman padi petani yang perlu diwaspadai dari serangan hama wereng tersebut mencapai 3.242 ha.
Saat ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro telah melakukan upaya pengendalian hama di lahan petani seluas 377ha.

Kepala Seksi (Kasi) Perlindungan Tanaman dan Sarana Organisme Pengganggu Tanaman (OTP), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro, Susana S.ST, kepada awak media ini Kamis (25/02/2021) menjelaskan bahwa “di Kabupaten Bojonegoro saat ini tercatat 320,5 ha tanaman padi petani yang tersebut 15 kecamatan diserang hama wereng. Data sampai 15 Februari 2021 jumlah serangan sebanyak 320,5 ha. Luas areal waspada sebanyak 3.242 ha. Luas pengendalian sebanyak 377 ha.” kata Susana.
Menurutnya, hama atau organisme pangganggu tanaman (OPT) yang menyerang tanaman padi petani di Kabupaten Bojonegoro kebanyakan berjenis wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) atau yang disingkat WBC.
“Hama ini merupakan salah satu hama pada tanaman padi yang paling berbahaya dan merugikan petani padi, karena dapat mengakibatkan gagal panen.” kata Susana.

Susana mengungkapkan bahwa dalam rangka gerakan pengendalian WBC, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro telah memberikan bantuan pestisida sebagai stimulan.
“Agar pengendalian WBC efektif maka perlu dilakukan serempak dan bersamaan dalam skala hamparan.” kata Susana.
Lebih lanjut Susana menyampaikan bahwa untuk mengantisipasi munculnya serangan WBC generasi selanjutnya yang lebih kuat, resisten terhadap pestisida dan daya terbangnya lebih jauh, maka perlu dilakukan jeda tanam dengan waktu minimal satu bulan, dengna kondisi lahan sudah terolah.
“Ini untuk memutus siklus hidup WBC. sedangkan untuk daerah endemik WBC perlu dilakukan pergiliran pola tanam.” kata Susana.
Adapun 15 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro yang saat ini terserang hama wereng tersebut meliputi Kecamatan Ngraho, Pandangan, Kasiman, Purwosari, Gayam, Kalitidu, Ngasem, Malo, Trucuk, Dander, Kapas, Balen, Sugihwaras, Sumberejo dan Kecamatan Kanor.
Selain adanya serangan hama, saat ini petani di Kabupaten Bojonegor juga dihadapkan dengan permasalahan rendahnya harga jual gabah.
sumber : beritabojonegoro.com