Senin, Oktober 20, 2025
Mitra TaniKu
  • Login
  • Info Kementan
  • Mitra Tani
  • Pasar Tani
  • Gapoktan Tani
  • Farming
No Result
View All Result
  • Info Kementan
  • Mitra Tani
  • Pasar Tani
  • Gapoktan Tani
  • Farming
No Result
View All Result
Mitra TaniKu
No Result
View All Result
Home Gapoktan Tani

Petani di Tasikmalaya Mendadak Pindah Profesi, Ini Pekerjaan Barunya saat Puasa

admin infomitratani by admin infomitratani
29 April 2021
in Gapoktan Tani
0
Petani di Tasikmalaya Mendadak Pindah Profesi, Ini Pekerjaan Barunya saat Puasa

Warga dan petani di Desa Tanjungsari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, membaur mengolah buah kolang kaling untuk segera dipasarkan.

0
SHARES
44
VIEWS

TASIKMALAYA – Petani dan warga Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, mendadak beralih profesi menjadi pengupas buah kolang kaling. Hal itu mereka lakukan untuk memanfaatkan waktu luang saat bulan Ramadan.

Pekerjaan musiman yang hanya setahun sekali ini dirasa dapat memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga yang mayoritas petani. Karena saat puasa, kolang kaling biasanya sangat diminati dan diburu pembeli untuk dijadikan menu berbuka. Apalagi harga kolang-kaling seringkali mahal di pasaran dan dapat mendatangkan keuntungan besar.

RELATED POSTS

Kelompok Tani Lampung Ekspor Lada Hitam Hingga Ke Jerman

Petani Kabupaten HSU Berharap Harga Pupuk Turun

Harga kolang kaling di bulan Ramadan bisa dua kali lipat dibanding hari-hari biasa. Sehingga wajar mereka lebih memilih pindah profesi sementara dengan menggeluti usaha ini. 

Tak heran, begitu memasuki bulan Ramadan, warga yang berada di Kampung Kandangsari, Desa Tanjungsari, Kecamatan Salawu ini disibukan dengan pekerjaan baru, yang hampir setiap bulan puasa tiba selalu mereka kerjakan. Mereka yang kebanyakan sebagai petani ini rela meninggalkan lahan sawah serta kebun demi menjadi pengupas buah kolang kaling.

Menurut salah seorang petani setempat, Sarifudin (38), dia mengaku  sudah 20 tahun menggeluti usaha kolang kaling. Dia bersama keluarganya mampu mengupas kolang kaling sebanyak 70 kg dalam sehari. Dengan kemampuan mengupas seperti itu, tentunya dapat memberikan kuntungan yang lumayan.

Meskipun ada hal berbeda yang dirasakan saat Ramadan tahun ini, kondisi pandemi telah berpengaruh terhadap harga komoditas yang digelutinya tersebut. 

“Nggak tahu kenapa saat musim Corona ini, harga kolang kaling malah anjlok. Tapi mau gimana lagi kami tetap menggelutinya karena sudah menjadi pekerjaan tahunan,” kata dia.

Jika saat awal puasa, kata dia, harga kolang kaling Rp8.000/kg, namun saat ini justru turun menjadi Rp5.000/kg. Padahal biaya produksi malah naik di saat pandemi Covid-19, seperti biaya angkutan dan tenaga pekerja menjadi lebih mahal. 

Meskipun demikian, Sarifudin mengakui bahwa saat bulan puasa ini sebenarnya berkah bagi keluarga dan warga lainnya. Karena buah kolang kaling masih melimpah dan dapat memberikan penghasilan tambahan. Kendati harganya turun, namun dirinya tetap bersyukur karena ada tambahan penghasilan untuk menghidupi anak dan istrinya.

Di bagian lain, salah seorang warga lainnya, Aroh (50) mengaku sudah menumbuk kolang kaling sejak sepuluh tahun yang lalu. Dalam satu hari dia bisa menumbuk sebanyak 1 kuintal kolang kaling dengan upah Rp 30.000/kuintal. Pekerjaannya ini dirasa lumayan bisa menjadi tambahan penghasilan keluarga, terlebih di saat pandemi Covid-19 ini.

Sementara itu, proses pengolahan buah kolang kaling hingga bisa dikosnumsi terbilang cukup panjang. Setelah mengambil buah dari pohon, para petani mengumpulkannya di sekitar pohon atau sengaja dibawa ke pinggi jalan. Sehingga mempemudah penjualan kepada bandar yang biasa datang ke perkampungan. 

Adapun untuk proses pengolahan kolang kaling melalui proses panjang, buah yang sudah dipetik di rontokan dari batangnya terlebih dahulu. Setelah itu buah dimasukan ke dalam drum untuk direbus selama satu setengah jam. Setelah dirasa matang, buah kolang kaling ini lalu dikupas yang kemudian mereka jual pada seorang bandar yang berada di Desa Kandangsari.

Begitu proses itu dilewati, kolang kaling di pasar tradisional dapat dibeli dengan harga antara Rp 10.000-Rp 15.000/kg, tergantung dari kualitasnya. Kolang kaling banyak dikonsumsi sebagai makanan tambahan saat berbuka puasa terutama untuk bahan utama kolak ataupun manisan.

sumber : iNews.id

ShareTweetSendShare
admin infomitratani

admin infomitratani

Related Posts

Kelompok Tani Lampung Ekspor Lada Hitam Hingga Ke Jerman

Kelompok Tani Lampung Ekspor Lada Hitam Hingga Ke Jerman

by smardheatul
29 Juni 2022
0

infomitratani.com - Petani lada hitam didorong untuk mengembangkan usahanya dan mengekspor hasil produksinya. Hal ini diwujudkan melalui Desa Devisa Klaster...

Petani Kabupaten HSU Berharap Harga Pupuk Turun

Petani Kabupaten HSU Berharap Harga Pupuk Turun

by smardheatul
24 Maret 2022
0

AMUNTAI - Saat ini baru sebagian areal pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang memasuki...

Petani Banyuwangi Disuruh Bayar Bantuan Benih Padi, Poktan Berdalih Butuh Kas

Petani Banyuwangi Disuruh Bayar Bantuan Benih Padi, Poktan Berdalih Butuh Kas

by smardheatul
17 Maret 2022
0

Banyuwangi - Kelompok Tani (Poktan) Sari Tani di Dusun Pancursari, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, membantah keluhan petani yang harus membayar...

Petani Garam Tradisional Kusamba, Bali Harapkan Bantuan Akses Pasar

Petani Garam Tradisional Kusamba, Bali Harapkan Bantuan Akses Pasar

by smardheatul
25 Februari 2022
0

Semarapura - Petani garam tradisional di Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung, Bali, anggota kelompok tani garam "Sarining Segara", menginginkan bantuan akses...

Petani Pangandaran Rasakan Manfaat Embung Kementan

Petani Pangandaran Rasakan Manfaat Embung Kementan

by admin infomitratani
11 Februari 2022
0

Pangandaran - Kementerian Pertanian merealisasikan program embung untuk Kelompok Tani Giri Mulya di Desa Panyutran, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa...

Next Post
Moeldoko: HKTI Ingin Perbaiki Nasib Petani

Moeldoko: HKTI Ingin Perbaiki Nasib Petani

148 Ha Sawah Padi di Sumatera Utara Terapkan IP 400 Dipanen

148 Ha Sawah Padi di Sumatera Utara Terapkan IP 400 Dipanen

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Login
Notify of
guest

guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Paling Terpopuler

  • Professor Ngabalin, bersama Vice Presiden Busan University of Foreign Studies (BUFS) Korea Selatan Prof. Kwon, Sun-Hee, Ph . D

    Prof. Dr. Ali Mochtar Ngabalin: Indonesia Harus Hadir di Dunia sebagai Teladan Transformasi Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Petani Kabupaten HSU Berharap Harga Pupuk Turun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kementan Genjot Potensi Lahan Sawah Tadah Hujan Di Blora

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratusan hektar tanaman padi terancam gagal panen di P. Bandar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • BPS: Pertanian sektor andalan di Triwulan I 2021

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Feed Twitter Infomitratani

© Copyright Infomitratani Team All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Homepages
    • Homepage Layout 1
    • Homepage Layout 2
  • National

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
wpDiscuz