TABLOIDSINARTANI.COM, Krayan Timur — Kelompok Wanita Tani (KWT) Batu Narit Desa Pa’ Pawan dan Kelilitan Wanita Desa Pa’ Pala lokasi Long Umung Kecamatan Krayan Timur Kabupaten Nunukan berhasil memanfaatkan lahan pekarangan sebagai penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi keluarga. Tanamannya terdiri dari berbagai macam jenis sayuran daun seperti sawi, bayam, kangkung, daun bawang, selain itu juga ada kacang panjang, cabai, paria dan mentimun.
Kasi Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Nunukan, Iwan Hermawan, mengungkapkan hal tersebut Rabu (7/4), menurutnya kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
“Tujuan kegiatan P2L adalah meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, pemanfaatan pangan untuk kebutuhan rumah tangga serta menambah pendapatan keluarga melalui penyediaan pangan yang berorientasi pasar,” ujar Iwan.
Selain itu, Kegiatan P2L merupakan kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat untuk budidaya berbagai jenis tanaman. Kegiatan ini dapat dilakukan pada lahan tidur atau lahan kosong yang tidak produktif atau lahan yang ada di sekitar rumah tempat tinggal dalam rangka mendukung program pemerintah untuk penanganan daerah prioritas intervensi stunting dan penanganan prioritas daerah rentan rawan pangan atau pemantapan daerah tahan pangan.
BACA JUGA:
Harapannya pemanfaatan lahan pekarangan dengan ditanami berbagai macam sayuran dilakukan secara berkesinambungan karena hasilnya nyata dan bisa dinikmati oleh masyarakat terutama anggota KWT.
“Keterlibatan PPL dalam melakukan pendampingan dan pembinaan terhadap KWT memilki peran penting dan strategis, sehingga hasilnya bisa sesuai harapan,” katanya.
PPL wilayah binaan Kecamatan Krayan Barat, Mulyadi mengucapkan terimakasih kepada DPKP kabupaten yang sudah mempercayakan 2 KWT binaannya itu untuk menerima program P2L.
“Kita lakukan pendampingan intensif kepada KWT dari proses awal seperti pembuatan kompos, pengolahan lahan, penyemaian, perawatan tanaman, penyiraman, pemupukan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) hingga panen,” jelas Mulyadi.
Mengingat wilayah dataran tinggi Krayan secara keseluruhan merupakan daerah berbasis organik, jadi budidaya sayuran pun tanpa menggunakan pupuk kimia, kita memaksimalkan pembuatan dan penggunaan pupuk kompos dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang tersedia.
“Sejumlah sayuran sudah dipanen oleh anggota KWT seperti sawi, kangkung dan bayam sebagaian lagi masih dalam proses pertumbuhan,” imbuhnya.
Ketua KWT Batu Narit, Lativa Surang mengungkapkan rasa senang karena usahanya bersama anggota KWT yang didampingi PPL selama ini tidak sia-sia.
“Hasil panen sayurannya lumayan juga, sebagian kita konsumsi untuk kebutuhan keluarga dan sebagian lagi dijual di seputaran lokasi Long Umung serta hasilnya bisa digunakan untuk kebutuhan kelompok,” tuturnya.
—
Sahabat Setia SINAR TANI bisa berlangganan Tabloid SINAR TANI dengan KLIK: LANGGANAN TABLOID SINAR TANI. Atau versi elektronik (e-paper Tabloid Sinar Tani) dengan klik: myedisi.com/sinartani/