
iNews.id – Petani jahe di Kabupaten Subang mendesak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membuat regulasi serius soal pertanian. Sebab yang dibutuhkan petani saat ini bukan sebatas gimmick akan tetapi keseriusan membuat regulasi bagi petani.
Mereka mengaku memiliki pengalaman pahit dengan program pertanian yang digagas Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil beberapa waktu lalu. Pada waktu itu petani di Subang mengikuti program Agro Jabar untuk menanam jahe. Anggaran yang digulirkan pada waktu itu sebesar Rp13,5 miliar.
“Petani hanya menerima bibit jahe untuk luas tanam di bawah 5 hektare. Polanya setelah panen maka akan dibeli oleh pihak Agro Jabar,” kata Elvi Silviadi, Raja Lembaga Adat Karaton Galuh Pakuan selaku perwakilan petani Subang, Selasa (16/2/2021).
Namun, kata dia, penanaman terkesan dipaksakan pada saat musim kemarau. Komoditas jahe yang ditanam pun tidak membuahkan hasil dan menguntungkan bagi para petani Subang. Bukannya untung, petani merugi dan malah jadi punya utang.
Tiba-tiba, Kang Emil menggulirkan kembali program barunya yang akan merekrut petani milenial. Para petani muda akan diberi modal dan lahan. “Hasil pertanian katanya akan dibeli. Polanya persis seperti program petani di Subang dulu,” ujar dia.
Menurut Elvi, yang harus dilakukan Gubernur Jawa Barat adalah membuat regulasi pertanian yang jelas. Petani tidak terlalu butuh modal, yang diperlukan justru berkaitan dengan regulasi stabilitas pupuk. Berkali-kali pupuk langka, kalau pun ada pupuk harganya cukup mahal.
“Giliran menanam harga pupuk mahal, tapi giliran panen pupuk mendadak murah. Sederhana saja bikin regulasi yang serius jangan hanya membuat gimmick,” ucap Elvi.