TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta — Masih rendahnya penggunaan jenis hibrida untuk pertanaman padi di tingkat petani, harus diberikan solusi konkrit, salah satunya dengan pendampingan (penyuluhan) intensif oleh penyuluh.
Lambatnya eksistensi benih hibrida dipicu oleh narasi dan pengetahuan masyarakat khususnya stakeholder daerah (pejabat) yang menekankan produksi padi hibrida tidak jauh berbeda dengan padi Inbrida.
“Stigma ini yang membuat masyarakat tani ragu-ragu, apalagi dengan ketidaktahuannya petani justru menggunakan benih F2,” tutur Sekretaris Dewan Pembina Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI), Hindarwati Sujatmiko dalam diskusi FGD Meningkatkan Produksi Pangan Ramah Lingkungan yang digelar Tabloid Sinar Tani, Rabu (14/4).
Karena itu, solusi untuk memutus stigma tersebut adalah dengan pendampingan dan political Will dari pemerintah bahwa padi hibrida adalah salah satu solusi untuk meningkatkan produksi padi nasional.
“Kita tidak bisa membiarkan petani untuk memilih atau tidak memilih padi hibrida untuk ditanam. Tapi harus digenjot dari pemerintah, harus didampingi dengan penyuluhan yang intensif,” tegasnya.
Baca Juga :
Lebih Menguntungkan, Petani Madura Pilih Padi Hibrida
Karena faktanya penggunaan padi hibrida di luar Indonesia sudah sangat maju dan mendongkrak produksi nasional mereka. Contohnya, padi hibrida dari Tiongkok mampu menghasilkan padi dengan produktivitas 16 ton per hektar pada tahun 2018.
Bahkan data dari penelitian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian menyebutkan area penanaman padi hibrida di Indonesia relatif kecil dibandingkan dengan negara lain seperti Cina, India, Vietnam, dan Filipina. Luas tanaman padi hibrida di Indonesia hanya sekitar 0,2 persen dari total areal padi di Indonesia.
Cina sendiri telah mengukuhkan diri sebagai negara dengan pertanaman padi hibrida terbesar karena hampir setengah dari total areal padi adalah padi hibrida.
Di Cina, padi hibrida juga menyumbang secara signifikan dalam peningkatan produktivitas beras nasional dengan penyediaan pangan bagi 60 juta tambahan penduduk per tahun. Padi hibrida di Cina dianggap banyak kalangan sebagai sukses besar dalam program pertanian nasional.
—-
Sahabat Setia SINAR TANI bisa berlangganan Tabloid SINAR TANI dengan KLIK: LANGGANAN TABLOID SINAR TANI. Atau versi elektronik (e-paper Tabloid Sinar Tani) dengan klik: myedisi.com/sinartani/