Landak—Kementerian Pertanian terus menggalakkan optimalisasi dan pemanfaatan lahan untuk pertanaman jagung. Jika selama ini jagung lebih banyak ditanam di areal tegalan, maka kini lahan perhutanan dan perkebunan juga bisa dimanfaatkan.
Misalnya, lahan replanting sawit yang dimanfaatkan untuk ditanami jagung oleh Pemerintah Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Bupati Landak, Karolin Margaret Natasa menyambut baik upaya perluasan lahan untuk tanam jagung tersebut. Dirinya melakukan penanaman perdana tanaman jagung di area lahan Kelompok Tani (Poktan) Mengalir Dusun Jamai, Desa Amboyo Inti, Kecamatan Ngabang.
Bupati Landak mendorong masyarakat menanam jagung yang karena produksi jagung di Kabupaten Landak nomor dua se-Kalimantan Barat. Tanam perdana jagung seluas 3 ha dan berkerjasama dengan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dilakukan secara bertahap.
Karolin mengakui, penanaman jagung di lahan replanting yang baru dibuka pasti belum terlalu bagus untuk tanam pertama. Pasalnya, tanahnya masih keras yang sudah puluhan tahun ditanami sawit dan belum lagi ada akar dan segala macam.
“Ketika tanam yang kedua dan ketiga mungkin akan lebih bagus hasilnya, karena tanah sudah lebih lembut, lebih gembur, dan ada juga yang diselingi dengan tanam sayur dengan jagung. Intinya jangan biarkan tanah kita menganggur,” ungkapnya.
Karolin juga mengingatkan, kepada pekebun sawit mandiri yang sudah melakukan replanting lahan sawit ke tanaman jagung untuk dapat membentuk kelompok tani atau bergabung ke kelompok tani. Tujuannya gar dapat terdaftar ke dalam data Simluhtan dan mendapatkan Kartu Tani.
“Mohon juga pendampingan dari KTNA agar para pekebun mandiri yang sekarang ini dulu merupakan plasma dari PTPN, mulai menggabungkan diri dalam kelompok-kelompok tani dan mendaftarkan dirinya kedalam Simluhtan. Setelah di Simluhtan, nanti kami masukkan ke dalam e-RDKK, sehingga bapak dan ibu bisa membeli pupuk bersubsidi. Apalagi ke depan akan ada perubahan sistem untuk membeli pupuk bersubsidi harus menggunakan Kartu Tani,” tutur Karolin.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi berharap setiap wilayah dapat memetakan potensi lahan yang belum termanfaatkan untuk bisa ditanam komoditas tanaman pangan. Ini sebagai salah satu usaha kita menjaga pasokan pangan.
Ia mengatakan, perluasan areal tanam, terutama menyasar ke lahan yang belum pernah ditanami tanaman pangan. Lebih penting lagi musti tersedia sumber air yang dapat dimanfaatkan dengan dan tanpa fasilitas sumur bor. “Jiika belum ada sumber airnya, kita adakan bantuan fasilitasi sumur pantek/bor, supaya pertanaman dapat berkelanjutan,” ujarnya.
sumber : TABLOIDSINARTANI.COM
Reporter : Humas Ditjen Tanaman Pangan