PALEMBANG – Produksi pertanian Sumatera Selatan ternyata masih kalah dengan Lampung. Sumsel yang mendeklarasikan diri sebagai provinsi lumbung pangan, ternyata produkivitas pertanian masih di bawah enam ton gabah kering giling (GKG) per haktare.
Sementara Lampung sudah mencapai tujuh ton GKG per hektate. Saat ini Sumsel berada di peringkat kelima dalam produksi padi tertinggi, yakni sebanyak 2,69 juta ton GKG pada 2020. Adapun luas lahan berdasarkan catatan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), mencapai 470.602 hektare. Sementara Provinsi Lampung, tercatat mampu memproduksi sebanyak 2,61 juta ton GKG dengan luas lahan 361.699 hekatre.
Plt Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumsel, R. Bambang Pramono, mengatakan produktivitas padi sangat ditentukan oleh metode penanaman petani di lapangan. “Apabila sarana sudah baik, alsintan (alat dan mesin pertanian) sudah ada, tinggal bagaimana petani melakukan pertanaman yang baik,” katanya dalam Rakerda Pertanian di Palembang, Selasa (23/2/2021).
Menurutnya, petani harus betul-betul menerapkan pemberian pupuk secara tepat dosis, perlindungan serangan hama, hingga penanganan panen.
Ia memaparkan sebetulnya ada beberapa daerah, yang menjadi sentra pertanian di Sumsel, yang mampu mencapai produktivitas hingga sembilan ton GKG bahkan 10 ton GKG per hektare. “Kalau kita tekan losses jadi lima persen saja maka ada potensi penambahan produksi sebanyak 40.000 ton GKG,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Himpun Kerukunan Tani (HKTI) Sumsel M Zain Ismed, mengatakan luasan lahan padi di Sumsel tidak sesuai dengan yang dialokasikan untuk pupuk bersubsidi.
“Oleh karena itu, kelangkaan pupuk bersubsidi akan selalu terjadi kecuali memang ditambah alokasi subsidinya dari pemerintah pusat,” kata dia.
Pemprov Sumsel sebetulnya sudah menyadari masalah luasan lahan yang memengaruhi kuota pupuk bersubdisi. Pasalnya, Sumsel tercatat sempat kehilangan luas tanam seluas 250 hektare pada 2017, lantaran tidak terdata di Kementerian ATR/BPN.
“Makanya kami terus membenahi data luasan tanam karena berpengaruh terhadap kuota pupuk yang diterima,” kata Gubernur Sumsel Herman Deru.