Sabtu, Oktober 18, 2025
Mitra TaniKu
  • Login
  • Info Kementan
  • Mitra Tani
  • Pasar Tani
  • Gapoktan Tani
  • Farming
No Result
View All Result
  • Info Kementan
  • Mitra Tani
  • Pasar Tani
  • Gapoktan Tani
  • Farming
No Result
View All Result
Mitra TaniKu
No Result
View All Result
Home Sorotan

Prof. Dr. Ali Mochtar Ngabalin: Indonesia Harus Hadir di Dunia sebagai Teladan Transformasi Sosial

salma hn by salma hn
30 Juli 2025
in Sorotan
0
Professor Ngabalin, bersama Vice Presiden Busan University of Foreign Studies (BUFS) Korea Selatan Prof. Kwon, Sun-Hee, Ph . D

Professor Ngabalin, bersama Vice Presiden Busan University of Foreign Studies (BUFS) Korea Selatan Prof. Kwon, Sun-Hee, Ph . D

0
SHARES
147
VIEWS

Prof. Dr. Ali Mochtar Ngabalin, M.Si

Ketua DPP Partai Golkar Bidang Kebijakan Politik Luar Negeri

RELATED POSTS

Gerbang Tol Rusak Dipastikan Normal, Kakorlantas Siap Hadapi Lonjakan Kendaraan Libur Panjang

Pemerintah Salurkan Bansos PKH dan BPNT Triwulan II untuk 16,5 Juta KPM, Gunakan Data DTSEN

Guru Besar Hubungan Internasional, Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan

Tidak banyak kabar baik yang mampu menembus riuhnya berita konflik global dan krisis pangan internasional. Namun, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2025 patut menjadi pengecualian:

Jumlah penduduk miskin ekstrem di Indonesia turun signifikan menjadi 2,38 juta jiwa, setara 0,85 persen dari populasi.

Angka ini bukan sekadar statistik; ini adalah cerminan bahwa kerja keras bangsa menuju kesejahteraan inklusif mulai menunjukkan hasil nyata. Seperti pepatah lama mengatakan

“Air beriak tanda tak dalam, orang bijak tanda tak sombong”

Pencapaian positif di tengah berbagai macam tekanan ekonomi baik lokal maupun global, justru mengingatkan kita untuk tetap rendah hati dan tidak puas dengan capaian saat ini. Masih ada 2,38 juta jiwa yang hidup dalam kondisi paling rentan, dan mereka adalah cermin bahwa perjuangan menuju keadilan sosial masih membutuhkan upaya berkelanjutan.

Data BPS menunjukkan tren penurunan yang konsisten: dari 2,78 juta orang (0,99%) pada September 2024 menjadi 2,38 juta orang (0,85%) per Maret 2025. Dibanding Maret 2024, penurunannya lebih tajam lagi, mencapai 1,18 juta orang. Penilaian ini menggunakan standar internasional Bank Dunia, yaitu pengeluaran di bawah 2,15 dolar Amerika per hari berdasarkan kemampuan daya beli 2017.

Bersamaan dengan itu, tingkat ketimpangan yang diukur melalui rasio gini juga menurun. Per Maret 2025, rasio gini nasional tercatat 0,375, turun dari 0,381 pada September 2024. Namun, angka ini masih menyimpan ironi: ketimpangan di kota mencapai 0,395, jauh lebih tinggi dibanding desa yang hanya 0,299. Kota-kota besar masih menjadi episentrum jurang sosial, bahkan ketika rata-rata nasional membaik.

Relevansi bagi Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi

Dalam praktik kerja-kerja hubungan internasional dan dari banyak data dan referensi, saya melihat data ini memiliki makna lebih luas daripada sekadar capaian domestik.

Dunia saat ini menilai kredibilitas sebuah negara bukan hanya dari pertumbuhan ekonomi atau kapabilitas militernya, tetapi juga dari keberhasilannya mengangkat rakyatnya keluar dari kemiskinan ekstrem. Laporan kemajuan ini menjadi kartu reputasi yang bisa kita bawa ke meja diplomasi yang dimulai dari forum G20 hingga Sidang Umum PBB, memperlihatkan bahwa Indonesia didengar dalam isu pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial global.

Indonesia sering mengadvokasi kesetaraan pembangunan di negara-negara Selatan Global. Dengan bukti nyata penurunan kemiskinan ekstrem, kita bisa berbicara bukan hanya sebagai pengamat, tetapi sebagai pelaku. Ini memperkuat posisi kita dalam kerja sama dalam kerangka ASEAN dan OKI, sekaligus memberi dasar moral saat kita menyuarakan keadilan bagi rakyat Palestina, Rohingya, dan komunitas tertindas lainnya di forum internasional.

Permasalahan Klasik Kota Besar yang Belum Terselesaikan

Meski angka nasional membaik, ketimpangan yang tinggi di ibukota menuntut kebijakan lebih tajam. Kota adalah pusat ekonomi sekaligus titik rapuh. Ketika jurang si kaya dan miskin semakin lebar, stabilitas sosial dan politik ikut terancam. Pemerintah pusat dan daerah harus mengarahkan program perlindungan sosial yang lebih adaptif untuk warga urban miskin: hunian terjangkau, akses transportasi publik, dan peluang kerja layak.

Dalam konteks diplomasi ekonomi, keberhasilan menekan kemiskinan ekstrem juga menjadi modal untuk menarik investasi yang inklusif. Investor global semakin menilai kesenjangan sosial sebagai indikator risiko. Indonesia yang mampu mengendalikan ketimpangan akan dipandang lebih stabil dan berdaya saing.

Mengingat benchmarking investor global biasanya mengarah ke ibu kota atau kota besar di Indonesia, maka penyelesaian ketimpangan ekonomi yang tinggi di kota-kota besar harus menjadi perhatian khusus bagi pengampu kepentingan dan kebijakan.

Momentum untuk Narasi Besar Indonesia

Penurunan kemiskinan ekstrem ini bukanlah akhir cerita. Dua juta lebih warga masih hidup dalam kondisi paling rentan. Namun, pencapaian positif ini, setidaknya memberi momentum untuk membangun narasi besar Indonesia sebagai bangsa yang bangkit dari berbagai krisis seperti pandemi, inflasi global, hingga dinamika geopolitik.

Di tengah dunia yang terbelah oleh perang dan rivalitas blok, Indonesia dapat menawarkan kisah lain: kisah transformasi sosial-ekonomi yang berpihak pada kemanusiaan. Inilah diplomasi paling kuat. Diplomasi yang bukan sekadar pidato di forum dunia, tetapi teladan nyata dari rumah kita sendiri.

Tulisan ini merefleksikan paradigma baru diplomasi Indonesia yang tidak lagi bertumpu pada retorika semata, melainkan pada prestasi konkret pembangunan sosial. Penurunan kemiskinan ekstrem dari 0,99% menjadi 0,85% dalam kurun enam bulan menunjukkan efektivitas kebijakan perlindungan sosial yang terukur dan berbasis data.

Namun, paradoks urban-rural dalam ketimpangan (rasio Gini kota 0,395 vs desa 0,299) mengungkap tantangan struktural yang memerlukan pendekatan kebijakan yang lebih sophisticated. Fenomena ini mencerminkan urbanisasi yang tidak diimbangi dengan distribusi kesempatan ekonomi yang merata, sebuah masalah klasik negara berkembang yang sedang bertransformasi.

Dari perspektif diplomasi publik, pencapaian ini memperkuat soft power Indonesia di forum multilateral. Ketika negara-negara maju menghadapi stagnasi ekonomi dan polarisasi sosial, Indonesia hadir dengan narasi alternatif tentang inclusive growth yang dapat menjadi model bagi Global South. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia sebagai middle power yang berupaya membangun tatanan global yang lebih berkeadilan.

Tags: forum G20Ketua DPP Partai GolkarNarasi Besar IndonesiangabalinProf. Dr. Ali Mochtar Ngabalin
ShareTweetSendShare
salma hn

salma hn

Related Posts

Kakorlantas-Dirut Jasa Marga

Gerbang Tol Rusak Dipastikan Normal, Kakorlantas Siap Hadapi Lonjakan Kendaraan Libur Panjang

by salma hn
8 September 2025
0

Jakarta - Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho, bersama Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Rivan Achmad Purwantono meninjau sejumlah gerbang...

Pemerintah Salurkan Bansos PKH dan BPNT

Pemerintah Salurkan Bansos PKH dan BPNT Triwulan II untuk 16,5 Juta KPM, Gunakan Data DTSEN

by salma hn
2 Juni 2025
0

Jakarta, Infomitratani.com – Pemerintah melalui Kementerian Sosial mulai menyalurkan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan/atau Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT)...

Penutupan Posko Pusat Angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025

Menhub Apresiasi Seluruh Pihak yang Sukseskan Mudik Libur Nataru

by admin infomitratani
13 Januari 2025
0

Jakarta - Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 telah berakhir dengan tertib dan aman. Dalam sebuah upaya menutup rangkaian...

Puncak Pertama Arus Mudik, Kakorlantas Berlakukan Contra Flow di Tol Jakarta-Cikampek

Puncak Pertama Arus Mudik, Kakorlantas Berlakukan Contra Flow di Tol Jakarta-Cikampek

by salma hn
21 Desember 2024
0

Jakarta – Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mulai memberlakukan rekayasa lalu lintas berupa sistem contra flow di Tol Jakarta-Cikampek pada...

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445H

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445H

by salma hn
9 April 2024
0

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah, dengan rahmat dan hidayah-Nya, kita telah menjalani bulan...

Next Post
Mantan Kepala BIN-A.M. Hendropriyono

Hendropriyono: Ada yang Main di Balik Demo, Saya Tahu Siapa!

Kakorlantas-Dirut Jasa Marga

Gerbang Tol Rusak Dipastikan Normal, Kakorlantas Siap Hadapi Lonjakan Kendaraan Libur Panjang

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Login
Notify of
guest

guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Paling Terpopuler

  • Professor Ngabalin, bersama Vice Presiden Busan University of Foreign Studies (BUFS) Korea Selatan Prof. Kwon, Sun-Hee, Ph . D

    Prof. Dr. Ali Mochtar Ngabalin: Indonesia Harus Hadir di Dunia sebagai Teladan Transformasi Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Petani Kabupaten HSU Berharap Harga Pupuk Turun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kementan Genjot Potensi Lahan Sawah Tadah Hujan Di Blora

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratusan hektar tanaman padi terancam gagal panen di P. Bandar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • BPS: Pertanian sektor andalan di Triwulan I 2021

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Feed Twitter Infomitratani

© Copyright Infomitratani Team All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Homepages
    • Homepage Layout 1
    • Homepage Layout 2
  • National

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
wpDiscuz